Pengaruh Pemberian Minyak Kedelai terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan Domba Ekor Tipis yang Disinkronisasi Hormon Prostaglandin (PGF2α)

Alif Antariksa, Budi Purwo Widiarso, Bambang Sudarmanto

Abstract


Proses identifikasi estrus sampai terjadinya kebuntingan pada domba merupakan fase yang penting dalam siklus reproduksi ternak sehingga ternak mengalami waktu perkawinan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak kedelai terhadap keberhasilan inseminasi buatan yang disinkronisasi menggunakan hormon prostaglandin (PGF2α). Bahan yang digunakan meliputi 18 ekor Domba Ekor Tipis (DET) betina dewasa kondisi tidak bunting dengan berat rata-rata 20 Kg, minyak kedelai, semen beku domba Dorper, tes kit kebuntingan dan urin. Variabel pengamatan yang diambil yaitu kualitas estrus meliputi warna vulva, suhu vulva, dan sekret lendir, onset estrus, serta persentase kebuntingan. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap, 3 perlakuan dengan 6 ulangan yang terdiri atas : P0 (Pemberian hormon prostaglandin (PGF2α) 1 ml/ ekor, P1 (Pemberian hormon prostaglandin (PGF2α) 1 ml/ ekor + pemberian minyak kedelai 4 ml/ekor), P2 (Pemberian hormon prostaglandin (PGF2α) 1 ml/ ekor + pemberian minyak kedelai 6 ml/ekor). Hormon prostaglandin (PGF2α) diberikan pada hari ke-1 dan hari ke-12. Minyak kedelai diberikan selama 12 hari dari hari ke-1 sampai hari ke12 sebelum ternak dilakukan pengamatan. Analisis data menggunakan kruskal wallis untuk warna vulva dan sekret lendir, sedangkan ANOVA untuk suhu vagina dan onset estrus, persentase kebuntingan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian minyak kedelai memiliki perbedaan gejala estrus yang sangat signifikan (P<0,01) terhadap skor sekret lendir dan onset estrus, sedangkan terhadap skor warna vulva dan suhu vulva signifikan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian minyak kedelai sebagai sumber vitamin E dengan dosis 4 ml & 6 ml dapat memberikan gejala estrus yang lebih jelas, ternak memiliki onset estrus yang lebih pendek dan persentase kebuntingan yang tinggi (66,66%) terjadi pada pemberian dosis 4 ml.

Full Text:

PDF

References


Brigelius-Flohé, R., Kelly, F. J., Salonen, J. T., Neuzil, J., Zingg, J. M., & Azzi, A. (2002). The European perspective on vitamin E: current knowledge and future research. The American Journal of Clinical Nutrition, 76(4), 703–716. https://doi.org/10.1093/AJCN/76.4.703

Fanani, F., Mulyana, A. D., & Widiyono, T. (2013). Hubungan Performa Reproduksi Sapi Perah Friesian Holstein dengan Kebuntingan pada Inseminasi Buatan Pertama di Jawa Barat. Jurnal Peternakan, 34(3), 172-177.

Napitu, T. R., Widiyono, T., & Arumdi, B. (2013). Hubungan Hormon Estrogen dan Suplai Darah ke Vagina dan Rektum Sapi Perah Friesian Holstein selama Estrus. Jurnal Ilmu Peternakan, 14(3), 169-176.

Nurfitriani, I., & Setiawan, R. (2015). Karakteristik Vulva dan Sitologi Sel Mucus Dari Vagina Fase Estrus Pada Domba Lokal. Students E-Journal, 4(3).

https://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/6915

Putri, R. D. (2017). Peran Vitamin E dalam Perkembangan Gonad Sapi Perah Friesian Holstein. Jurnal Peternakan, 38(4), 301-306.

Putri, R. D. (2017). Peran Vitamin E dalam Produksi Hormon Prostaglandin dan Fertilitas pada Sapi Perah Friesian Holstein. Jurnal Ilmu Peternakan, 18(1), 43-48.

Putri, R. D. (2017). Persentase Kebuntingan dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sapi Perah Friesian Holstein di Jawa Barat. Jurnal Peternakan, 38(3), 235-241.

Siagarini, V. D. (2015). Service Per Conception (S/C) Dan Conception Rate (Cr) Sapi Peranakan Simmental Pada Paritas Yang Berbeda Di Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar. https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/ServicePer-Conception-Sc-Dan-Conception-Rate-Cr-Sapi-Peranakan-SimmentalPada-Paritas-Yang-Berbeda-Di-Kecamatan-Sanankulon-Kabupaten-Blitar.pdf

Terianto, Y. (2016). Pengaruh Pupuk Hayati Dan Organik Terhadap Kandungan Lemak Biji Kedelai (Glycine max L. Merill).

https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/73360

Vaun Saun, B. (1994). Effect of high-dose vitamin E on semen quality and fertility in rams. Theriogenology, 41(4-5), 867-872.

Widiarso, B. P., Nugroho, A. A., I, U. N., dan Utami, K. B. 2023. Pengaruh Pola Injeksi PGF2α terhadap Waktu Birahi pada Sapi Friesian Holstein dalam Program Inseminasi Buatan. Jurnal Sain Veteriner, 41(3), 361.

Widiyono, T., Arumdi, B., & Setyawan, A. D. (2012). Dinamika Estrus dan Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Domba Peranakan Ettawa. Jurnal Dinamika Rekasatwa, 7(1), 43-48.

Wijayanti, D., & Ardigurnita, F. (2020). Kualitas Tampilan Vulva dan Tanda-Tanda Berahi pada Kambing Peranakan Etawah yang diberi Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa). Sains Peternakan, 18(1), 31. https://doi.org/10.20961/SAINSPET.V18I1.34258

Zaenuri, L. A. (2016). Efektifitas Progesteron Kering dan Basah Sebagai Perangsang Birahi Ternak Kambing (Effectiveness of Dry and Fresh Progesterone A.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.