Penggunaan Cupri Sulfat (CuSO4) pada Dosis yang Berbeda Terhadap Kemampuan Deteksi Kebuntingan pada Sapi Trimester Pertama

Arifa Farida, Budi Purwo Widiarso, Suharti Suharti

Abstract


Metode yang dapat diterapkan oleh peternak adalah metode deteksi kebuntingan menggunakan bahan kimia asam sulfat (H2SO4). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan mengetahui dosis cupri sulfat (CuSO4) yang tepat dalam mendeteksi kebuntingan pada sapi trimester pertama. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah urin sapi bunting trimester pertama yang berjumlah 5 ekor sebanyak 2 ml kemudian dicampur dengan aquadest sebanyak 2 ml dan direaksikan dengan bahan kimia cupri sulfat (CuSO4) dengan dosis 1 ml, 2 ml, dan 5 ml. Variabel yang diamati adalah perubahan warna urin, waktu perubahan warna urin, dan adanya endapan urin. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif dan analisis statistik dengan one way anova, dan diuji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deteksi kebuntingan sapi trimester pertama menggunakan cupri sulfat (CuSO4) dengan dosis yang berbeda memiliki presentase kebuntingan 100% dan memberikan pengaruh pada variabel perubahan warna dengan menghasilkan warna biru kehijau-hijaun. Pada variabel waktu perubahan warna tidak berpengaruh terhadap kemampuan cupri sulfat (CuSO4) dalam mendeteksi kebuntingan, pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata dengan taraf signifikan 0,719 (P > 0,05) dengan hasil waktu 5 detik pada setiap perlakuan. Kemudian pada variabel endapan hasil analisis data berpengaruh sangat nyata dengan taraf signifikan 0,000 (P < 0,01). Berdasarkan penelitian dosis cupri sulfat (CuSO4) yang tepat dalam mendeteksi kebuntingan pada sapi trimester pertama yaitu dosis 1 ml (P1). Penggunaan cupri sulfat (CuSO4) dosis 1 ml menghasilkan warna biru kehijau-hijauan dengan waktu perubahan warna 5 detik dan tinggi endapan 3 cm.

Kata kunci: Deteksi kebuntingan, cupri sulfat (CuSO4), dosis.


Full Text:

PDF

References


Araaf, Q. S., Sumaryadi, M. Y., dan Nugroho, A. P. 2020. Deteksi Kebuntignan Dini Pada Kambing Peranakan Etawa (Capra Aegagrus hircus) Berdasarkan Metode Non Return Rate dan Reaksi Cubboni. Jurnal of Animal Science and Technology. 147-155.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2019. Pedoman Pelaksanaan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Popui,Asi Sapi Dan Kerbau Bunting Tahun Anggaran 20I9. Diakses Maret 20, 2022, dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan: https://tinyurl.com/aznkp89v

Fathan, S., Ilham, F., dan Isnwaty, I. 2018. Deteksi Dini Kebuntingan Pada Sapi Bali Menggunakan Asam sulfat (H2SO4) (H2SO4). Jambura Journal of Animal Science. 6-12.

Mage, A. R., Nuryanto, N., & Sucipto, S. 2018. Diagnosa Kebuntingan Sapi Dengan Menggunakan Accu Zuur. Prosiding Ilmu Ilmu Peternakan.

Permata, Y. M., Pardede, T. R., Masrifa dan Muchlisyam. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Sayuti A, Armansyah T, Siregar N. 2011. Penentuan Waktu Terbaik Pada Pemeriksaan Kimia Urin Untuk Diagnosis Kebuntingan Dini Pada Sapi Lokal. Jurnal Kedokteran Hewan. 23-26

Sunandi, E., Sigit, N., dan Jose, R. 2009. Rancangan Acak Lengkap Dengan Subsampel (Doctoral dissertation, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIB).

Susilawati, M. 2015. Perancangan Percobaan. Fakultas MIPA Universitas Udayana:Denpasar.

Tyastirin, E dan Hidayat, I. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kesehatan. Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


Refbacks

  • There are currently no refbacks.