Sulfur Sebagai Obat Antidermatofita pada Hewan Ternak

Dwi Endrawati, Eni Kusumaningtyas Kusumaningtyas, Ermayati Ermayati, Suherman Suherman, Riki Siswandi

Abstract


Produksi optimal dari seekor hewan ternak didapatkan apabila hewan tersebut sehat dan mendapatkan asupan nutrisi yang tepat. Salah satu penyakit yang kurang terperhatikan namun dapat mempengaruhi performa dan produksi ternak adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur atau yang biasa disebut dermatofitosis. Diperlukan pengobatan yang tepat dan tuntas karena biasanya pengobatan kasus dermatofitosis memerlukan waktu yang lama. Pada penelitian ini, mencoba untuk melihat daya kerja Sulfur 5% sebagai obat anti dermatofita. Penelitian ini menggunakan kapang Trichophyton mentagrophytes sebagai agen dermatofitosis, kelinci New Zealand White sebagai hewan model untuk uji invivo dan Sulfur 5% sebagai anti cendawan nya. Metode yang digunakan adalah uji invitro dan invivo. Uji invitro mengunakan media Sabouraud Dextrose Agar untuk melihat zona hambat dan pertumbuhan koloni kapang yang berhasil dihambat oleh Sulfur konsentrasi 5% terhadap kapang T. mentagrophytes. Uji invivo Sulfur konsentrasi 5% dibuat sediaan salep dengan basis vaselin putih dan parafin cair. Kelinci di infeksi kapang dengan dosis 106 dengan cara dibuat luka torehan pada kulitnya dengan ukuran diameter luka 3cm. Salep sulfur di aplikasikan pada kulit yang luka tersebut dan diamati persembuhannya selama 12 hari. Penelitian ini sudah mendapatkan izin dari komisi Kesejahteraan Hewan Coba Balitbangtan tahun 2019. Hasil uji invitro menunjukkan diameter daya hambat rata-rata 31,3mm pada media agar. Hasil uji invivo menunjukkan pada hari ke 7 kelinci menunjukkan kemajuan persembuhan dermatofitosisnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, sulfur 5% dapat digunakan sebagai obat dermatofitosis.

Kata kunci: Dermatofitosis, sulfur 5%, invitro, invivo


Full Text:

PDF

References


Amich, J. (2022). Sulfur Metabolism as a Promising Source of New Antifungal Targets. J. Fungi, 8(295). https://doi.org/10.3390/jof8030295

Behzadi, P., Behzadi, E., & Ranjbar, R. (2014). Dermatophyte fungi: Infections, Diagnosis and Treatment. SMU Medical Journal, 1(August), 5062.

Branen, A L, Davidson PM, Salminen S, T. I. J. (2001). Food Additives (T. I. J. Branen, A L, Davidson PM, Salminen S (ed.); second edi). Marcel Dekker, Inc.

Gholib, D. (2009). Uji Daya Hambat Daun Senggani (Melastoma malabathricum L.) Terhadap Trichophyton mentagrophytees dan Candida albicans1 [ Inhibition Potential of Melastoma malabathricum L.) Leaves Against Trichophyton mentagrophytees and Candida albicans]. Berita Biologi, 9, 523527.

Kim, Y. H., Kim, G. H., Yoon, K. S., Shankar, S., & Rhim, J. W. (2020). Comparative antibacterial and antifungal activities of sulfur nanoparticles capped with chitosan. Microbial Pathogenesis, 144(February), 104178. https://doi.org/10.1016/j.micpath.2020.104178

Moriello, K. A., Coyner, K., Paterson, S., & Mignon, B. (2017). Diagnosis and treatment of dermatophytosis in dogs and cats.: Clinical Consensus Guidelines of the World Association for Veterinary Dermatology. Veterinary Dermatology, 28(3), 266268. https://doi.org/10.1111/vde.12440

Traynor AM, Sheridan KJ, Jones GW, Calera JA, D. S. (2019). Involvement sulfur in the biosynthesis_2019.pdf. Front. Microbiol, 10(2589), 116. https://doi.org/10.3389/fmicb.2019.02859

Yela, A. V., Jimenez, V. J., Rodriguez, D. V., & Quishpe, G. P. (2016). Evaluation of the Antifungal Activity of Sulfur and Chitosan Nanocomposites with Active Ingredients of Ruta graveolens, Thymus vulgaris and Eucalyptus melliodora on the Growth of Botrytis fabae and Fusarium oxysporum. Biology and Medicine, 8(3), 47. https://doi.org/10.4172/0974-8369.1000291


Refbacks

  • There are currently no refbacks.